Bismillaah...
Aku merasa perlu menceritakan mengenai pengalaman hari ini...
Aku percaya bahwa diri kita yang sekarang terbentuk dari proses yang kita alami selama ini...
Kejadian demi kejadian dalam hidup selalu bisa diambil hikmahnya (jika kita mau).
Hari ini, aku diajakin sama temen aku yang namanya Wanda untuk mengunjungi salah satu panti sosial yang menampung anak-anak... Anak-anak yang ditampung di sini, ada yang ditemuin di jalanan, di tong sampah, ada yang orangtuanya g mampu, ada yang krn hasil married by accident, ada yang krn ortunya narkoba... :(
(sedih rasanya dan kita yang punya keluarga,, mama papa, wajib merasa bersyukur lho).
Kisah dimulai saat aku dan teman-teman menuruni tangga menuju ke ruangan tempat mereka berkumpul... Surprise... Saat masuk aku bawa dua tas, satu tas cangklong, satu lagi tas yang isinya boneka (karena niatnya emang mau dongeng), ternyata eh ternyata, mereka langsung menyerbu aku dan teman-teman yang datang... Tas aku ditarik-tarik, boneka di dalem tas aku diambil... Hehehe pengalaman luar biasa tapi g bikin kapok kok... Konsekuensi mengunjungi anak-anak memang begitu... Aku sempet melukin mereka, ya aku tau jugalah mereka pasti butuh kasih sayang, butuh dipeluk... Selanjutnya, saat minta mereka untuk duduk, sebagian besar g menggubris, mereka asyik aja lari-larian... Akhirnya, keluarlah jurus nyuruh duduk pake nyanyiaan kya ngajar di Sekolah... Gini nyanyinya "Duduk... (prok prok prok), duduk... (prok prok prok), silahkan duduk...". Eh tapi ya suara aku yang kecil dan g menggelegar g membuat seiisi ruangan denger... hahahhaa, au ah, Din... :")
Pas nyanyi, berhasil tuh buat sebagian besar anak duduk di karpet dan aku mulai dengan suara volume maksimal berkata "Pada suatu pagi yang cerah, ada seorang anak perempuan" sambil ngeluarin boneka tangan... Wah konsentrasi anak mulai pecah, ada yang langsung mendekat dan boneka tangannya ditarik-tarik kakinya, tangannya, rambutnya, bahkan digigit, terus beberapa anak ngelendot ke aku, huaaaa tolooong... (Alhamdulillah semenjak jadi pendidik, aku banyak belajar dari temen-temen cara ngadepin anak-anak, berusaha g panik dan tenang sih saat kejadiaan meskipun rasanya udh mau minta tolong... "Hilf mir, bitte!")
Untuk anak yang gigit-gigit kaki boneka, aku harus ajak diskusi (yg aku dapet di sekolah sih gitu...), aku tanya ke dia boleh g gigit-gigit kya gitu? Apa rasanya digigit? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya...
Anaknya malah bilang boleh ngegigit, gpp ngegigit, digigit itu rasanya seneng... (fiuh)
Latihan banget ini buat aku, teori udh tau klo anak itu harus tau kenapa dia boleh dan g boleh ngelakuin sesuatu... Pas praktek klo anaknya tipe kya gini, eng ing eng, ujiaaan ini namanya...
Biasanya klo anaknya masih bisa diajak diskusi, akan berhasil sih buat dia jawab bahwa x perbuatan g baik, yang baik yang kya gmn, meskipun awalnya biasanya mereka gengsi dan bilang (misal, ngegigit itu gpp). Oke aku akan bagi tipsnya (ini bisa berhasil atau ngga, tergantung hahahhaa).
Saat lihat perilaku buruk yang dikerjakan anak, yang pertama harus dilakukan adalah evaluasi... Tanyakan baik-baik pada anak "tadi kamu ngapain?" "baik tidak ya klo seperti itu?" "klo diperlakukan seperti itu bagaimana rasanya?" dan selain pertanyaan jangan lupa untuk kontak mata dengan anak, sejajar, dengan jarak yang cukup dekat, biasa anak yang mau ngelak akan buang muka, sikap aku selanjutnya adalah pegang kedua pipinya (tapi dengan lembut lho ya) kemudian diarahkan menghadap wajah kita dan bilang "Coba lihat mata kakak/tante/ apalah sebutannya, aku lagi bicara sama kamu lho, aku serius, g bercanda, boleh tolong dijawab". Anggap anak sebagai lawan bicara yang seimbang, hargai anak dengan menatap matanya dengan posisi sejajar dan bukan teriak-teriak dari jauh.
Bukan kita g sayang sama anak-anak, tapi justru krn sayang (untuk kebaikan anak ke depannya), dengan kita tegas dan kasitau bahwa apa yang dia lakukan adalah tindakan yang tidak baik, kemungkinan besar dia tidak akan mengulanginya lagi.
Cerita sedikit, dulu pun waktu baru ngajar aku ngeliat temen aku yang tegas ke anak-anak kok ya kaget, dlm hati wah tega nih masa anak diajak diskusi berdua kya anak gede aja, ditanyanya juga tegas. Aku orangnya g tegaan, tapi akhirnya aku belajar, cara tegas yang teman-teman guru aku terapin di sekolah itu berhasil lho buat anak tau mana yang boleh dan g boleh, klo sama aku yang terlalu manjain mereka, mereka malah ngulangin tindakan g baik itu lagi dan lagi. Bersyukur banget sih dikasih kesempatan jadi pendidik jadi banyak belajar dr para teman guru yang lain juga..
Sekarang aku udh bisa mulai tegas, tadi juga sempat ada yang nendang-nendang pintu keras banget sambil nyelepet2 pintu dan sekitar pake topeng-topengan, wah ngadepin aku deh tuh anak... Sampe aku bilang "Janji bermain yang baik, tidak tendang-tendang pintu dan selepet-selepet, kalau kena teman kan bisa sakit temannya" (sambil ambil topeng-topengannya dan dia berusaha ngerebut, aku kekeh g kasih sampe akhirnya dia mengangguk pelan).
Saat ngadepin mereka aku sempet termenung sejenak... Dari dulu aku emang suka kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan ngajar dan anak-anak... Saat di bangku kuliah, aku dan teman-teman (bem sosmas FIB) juga sudah mengajar anak-anak prasejahtera, cuma dulu modalnya ya niat yang tujuannya biar mereka mengisi waktu luang dengan lebih bermanfaat... Sekarang, saat udh ngerasain jadi pengajar, cara aku ngajar dan ngadepin anak-anak jadi beda... Saat kita mau melihat hasil akhir yang signifikan, kita perlu adanya tujuan yang jelas... Dari metode pengajaran apa yang tepat dipakai, silabus setiap pertemuannya, tujuan pembelajarannya apa... Dengan itu semua diharapkan hasil akhirnya akan signifikan, ada tolak ukurnya, mereka sudah memenuhi tujuan pembelajarannya apa belum...
Oh iya tim pengajar yang satu visi dan misi itu juga penting banget untuk menyelaraskan semuanya...
Aku tau pendidikan itu penting sekali (di sini aku membahas juga pendidikan yang berkaitan dengan basic skill, life skill, dll), aku tuh sadar pentingnya semua anak wajib mendapatkan pendidikan yang layak terlepas dari apapun stastus sosialnya... Aku pun berpikir sepertinya kurang tepat rasanya menerapkan pendidikan dengan pendekatan yang sama antara anak-anak yang punya keluarga lengkap dan anak-anak yang tinggal di panti (selama di panti otak aku kya muter-muter). Contohnya, kita mau nerapin mandiri ke anak dengan bilang mereka berjalan saja karena sudah besar ketimbang digendong... Klo diterapin ke anak panti, mereka aja dipeluk dan digendong jarang, masa masih dibatasi lagi (td yang sempet kepikiran itu sih). Seeking of attention anak panti itu besar sekali dan itu wajar krn mereka memang butuh perhatian dan kasih sayang...
Aku jadi berpikir gmn caranya kasih pendidikan dengan pendekatan yang tepat ke mereka, tapi klo cm sendiri sih aku rasa g akan terwujud, perlu tim untuk mewujudkan itu semua... Sebenernya itu tugas aku juga sih sebagai mahasiswa PsiAUD, seharusnya bisa membuat kurikulum yang tepat...
Impian aku banget bisa punya sekolah untuk anak-anak prasejahtera, yang kurikulumnya bisa buat sendiri menyesuaikan kebutuhan anak, setiap anak adalah unik...
Setelah belajar psikologi aku jadi lbh bisa melihat orang bukan dr orang itu saat ini tapi jauh lebih dalam, ada hal yang perlu diketahui, apa yang menyebabkan ia menjadi seperti sekarang ini...
Lingkungan sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi seseorang...
Makin muda usia anak, makin mudah kita menanamkan nilai-nilai kehidupan yang akan berpengaruh ke depannya...
Intinya, hari ini aku banyak belajar, aku belajar justru dari anak-anak...
Yang tak kalah perlu disyukuri juga hari ini adalah aku ketemu temen-temen baru yang sama-sama peduli...
Aku selalu suka saat ketemu sama orang-orang yang suka jadi sukarelawan, sebagian besar mereka itu g rempong, g takut kepanasan, siap sedia keringetan, kotor-kotoran, demi bantuin orang lain...
Terus klo ngobrol sama mereka, kita akan bahas "so, what's the next project?"
Intinya, gmn sih kita bisa jadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak...
Terus abis nulis ini jadi kepikiran, klo aku udh g ada apakah aku sempet ngehapus blog ini sebelum aku g ada, kan umur g ada yang tau... Lha klo g sempet keapus dan blognya tetep ada meskipun aku uda g ada, alangkah baiknya jika tulisannya ada yang dapat bermanfaat... Supaya in syaa Allah pahalanya ngalir terus walau aku udah g ada, itu aja sih akhir kata yang ingin aku sampaikan...
Aku merasa perlu menceritakan mengenai pengalaman hari ini...
Aku percaya bahwa diri kita yang sekarang terbentuk dari proses yang kita alami selama ini...
Kejadian demi kejadian dalam hidup selalu bisa diambil hikmahnya (jika kita mau).
Hari ini, aku diajakin sama temen aku yang namanya Wanda untuk mengunjungi salah satu panti sosial yang menampung anak-anak... Anak-anak yang ditampung di sini, ada yang ditemuin di jalanan, di tong sampah, ada yang orangtuanya g mampu, ada yang krn hasil married by accident, ada yang krn ortunya narkoba... :(
(sedih rasanya dan kita yang punya keluarga,, mama papa, wajib merasa bersyukur lho).
Keceriaan hari ini, main sama krucil lincah dan enerjik :p |
Mau dongeng tapi dikerubutin, hahaha... |
Pas nyanyi, berhasil tuh buat sebagian besar anak duduk di karpet dan aku mulai dengan suara volume maksimal berkata "Pada suatu pagi yang cerah, ada seorang anak perempuan" sambil ngeluarin boneka tangan... Wah konsentrasi anak mulai pecah, ada yang langsung mendekat dan boneka tangannya ditarik-tarik kakinya, tangannya, rambutnya, bahkan digigit, terus beberapa anak ngelendot ke aku, huaaaa tolooong... (Alhamdulillah semenjak jadi pendidik, aku banyak belajar dari temen-temen cara ngadepin anak-anak, berusaha g panik dan tenang sih saat kejadiaan meskipun rasanya udh mau minta tolong... "Hilf mir, bitte!")
Untuk anak yang gigit-gigit kaki boneka, aku harus ajak diskusi (yg aku dapet di sekolah sih gitu...), aku tanya ke dia boleh g gigit-gigit kya gitu? Apa rasanya digigit? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya...
Anaknya malah bilang boleh ngegigit, gpp ngegigit, digigit itu rasanya seneng... (fiuh)
Latihan banget ini buat aku, teori udh tau klo anak itu harus tau kenapa dia boleh dan g boleh ngelakuin sesuatu... Pas praktek klo anaknya tipe kya gini, eng ing eng, ujiaaan ini namanya...
Biasanya klo anaknya masih bisa diajak diskusi, akan berhasil sih buat dia jawab bahwa x perbuatan g baik, yang baik yang kya gmn, meskipun awalnya biasanya mereka gengsi dan bilang (misal, ngegigit itu gpp). Oke aku akan bagi tipsnya (ini bisa berhasil atau ngga, tergantung hahahhaa).
Saat lihat perilaku buruk yang dikerjakan anak, yang pertama harus dilakukan adalah evaluasi... Tanyakan baik-baik pada anak "tadi kamu ngapain?" "baik tidak ya klo seperti itu?" "klo diperlakukan seperti itu bagaimana rasanya?" dan selain pertanyaan jangan lupa untuk kontak mata dengan anak, sejajar, dengan jarak yang cukup dekat, biasa anak yang mau ngelak akan buang muka, sikap aku selanjutnya adalah pegang kedua pipinya (tapi dengan lembut lho ya) kemudian diarahkan menghadap wajah kita dan bilang "Coba lihat mata kakak/tante/ apalah sebutannya, aku lagi bicara sama kamu lho, aku serius, g bercanda, boleh tolong dijawab". Anggap anak sebagai lawan bicara yang seimbang, hargai anak dengan menatap matanya dengan posisi sejajar dan bukan teriak-teriak dari jauh.
Bukan kita g sayang sama anak-anak, tapi justru krn sayang (untuk kebaikan anak ke depannya), dengan kita tegas dan kasitau bahwa apa yang dia lakukan adalah tindakan yang tidak baik, kemungkinan besar dia tidak akan mengulanginya lagi.
Cerita sedikit, dulu pun waktu baru ngajar aku ngeliat temen aku yang tegas ke anak-anak kok ya kaget, dlm hati wah tega nih masa anak diajak diskusi berdua kya anak gede aja, ditanyanya juga tegas. Aku orangnya g tegaan, tapi akhirnya aku belajar, cara tegas yang teman-teman guru aku terapin di sekolah itu berhasil lho buat anak tau mana yang boleh dan g boleh, klo sama aku yang terlalu manjain mereka, mereka malah ngulangin tindakan g baik itu lagi dan lagi. Bersyukur banget sih dikasih kesempatan jadi pendidik jadi banyak belajar dr para teman guru yang lain juga..
Sekarang aku udh bisa mulai tegas, tadi juga sempat ada yang nendang-nendang pintu keras banget sambil nyelepet2 pintu dan sekitar pake topeng-topengan, wah ngadepin aku deh tuh anak... Sampe aku bilang "Janji bermain yang baik, tidak tendang-tendang pintu dan selepet-selepet, kalau kena teman kan bisa sakit temannya" (sambil ambil topeng-topengannya dan dia berusaha ngerebut, aku kekeh g kasih sampe akhirnya dia mengangguk pelan).
Saat ngadepin mereka aku sempet termenung sejenak... Dari dulu aku emang suka kegiatan sosial terutama yang berkaitan dengan ngajar dan anak-anak... Saat di bangku kuliah, aku dan teman-teman (bem sosmas FIB) juga sudah mengajar anak-anak prasejahtera, cuma dulu modalnya ya niat yang tujuannya biar mereka mengisi waktu luang dengan lebih bermanfaat... Sekarang, saat udh ngerasain jadi pengajar, cara aku ngajar dan ngadepin anak-anak jadi beda... Saat kita mau melihat hasil akhir yang signifikan, kita perlu adanya tujuan yang jelas... Dari metode pengajaran apa yang tepat dipakai, silabus setiap pertemuannya, tujuan pembelajarannya apa... Dengan itu semua diharapkan hasil akhirnya akan signifikan, ada tolak ukurnya, mereka sudah memenuhi tujuan pembelajarannya apa belum...
Oh iya tim pengajar yang satu visi dan misi itu juga penting banget untuk menyelaraskan semuanya...
Aku tau pendidikan itu penting sekali (di sini aku membahas juga pendidikan yang berkaitan dengan basic skill, life skill, dll), aku tuh sadar pentingnya semua anak wajib mendapatkan pendidikan yang layak terlepas dari apapun stastus sosialnya... Aku pun berpikir sepertinya kurang tepat rasanya menerapkan pendidikan dengan pendekatan yang sama antara anak-anak yang punya keluarga lengkap dan anak-anak yang tinggal di panti (selama di panti otak aku kya muter-muter). Contohnya, kita mau nerapin mandiri ke anak dengan bilang mereka berjalan saja karena sudah besar ketimbang digendong... Klo diterapin ke anak panti, mereka aja dipeluk dan digendong jarang, masa masih dibatasi lagi (td yang sempet kepikiran itu sih). Seeking of attention anak panti itu besar sekali dan itu wajar krn mereka memang butuh perhatian dan kasih sayang...
Aku jadi berpikir gmn caranya kasih pendidikan dengan pendekatan yang tepat ke mereka, tapi klo cm sendiri sih aku rasa g akan terwujud, perlu tim untuk mewujudkan itu semua... Sebenernya itu tugas aku juga sih sebagai mahasiswa PsiAUD, seharusnya bisa membuat kurikulum yang tepat...
Impian aku banget bisa punya sekolah untuk anak-anak prasejahtera, yang kurikulumnya bisa buat sendiri menyesuaikan kebutuhan anak, setiap anak adalah unik...
Setelah belajar psikologi aku jadi lbh bisa melihat orang bukan dr orang itu saat ini tapi jauh lebih dalam, ada hal yang perlu diketahui, apa yang menyebabkan ia menjadi seperti sekarang ini...
Lingkungan sangat berperan penting dalam pembentukan pribadi seseorang...
Makin muda usia anak, makin mudah kita menanamkan nilai-nilai kehidupan yang akan berpengaruh ke depannya...
Intinya, hari ini aku banyak belajar, aku belajar justru dari anak-anak...
Yang tak kalah perlu disyukuri juga hari ini adalah aku ketemu temen-temen baru yang sama-sama peduli...
Aku selalu suka saat ketemu sama orang-orang yang suka jadi sukarelawan, sebagian besar mereka itu g rempong, g takut kepanasan, siap sedia keringetan, kotor-kotoran, demi bantuin orang lain...
Terus klo ngobrol sama mereka, kita akan bahas "so, what's the next project?"
Intinya, gmn sih kita bisa jadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak...
Terus abis nulis ini jadi kepikiran, klo aku udh g ada apakah aku sempet ngehapus blog ini sebelum aku g ada, kan umur g ada yang tau... Lha klo g sempet keapus dan blognya tetep ada meskipun aku uda g ada, alangkah baiknya jika tulisannya ada yang dapat bermanfaat... Supaya in syaa Allah pahalanya ngalir terus walau aku udah g ada, itu aja sih akhir kata yang ingin aku sampaikan...
No comments:
Post a Comment