Monday, October 10, 2016

Catatan Seminar Pendidikan Seksual sejak Dini pada Anak

Awalnya, aku g pernah nyangka akan membawa blog ini kepada tulisan serius, hahaha... Bismillaah, kali ini aku akan bagikan tulisan serius... :)

Poster Seminarnya :)

Suasana di ruang seminar... Aku ikutan seminar bareng rekan-rekan guru dan dibiayain Sekolah krn termasuk jatah pengembangan diri :) *dikasih uang transportasi pula, alhamdulillaah :)) hihihihihihi....
Jadi, pada hari Sabtu tanggal 8 Oktober 2016, aku ikutan seminar mengenai "Pendidikan Seksual Sejak Dini pada Anak" yang diadakan di Fakultas Psikologi UI, berikut rangkumannya...

Mengapa pendidikan seksual pada anak itu penting?


- Anak perlu tahu mana saja bagian pribadi tubuhnya yang tidak boleh disentuh sembarangan orang agar ia dapat terhindar dari pelecehan seksual dan juga tidak menjadi pelaku pelecehan seksual tesebut. Anak perlu menghargai bagian pribadi miliknya dan bagian pribadi milik orang lain.
-Supaya anak tidak menceritakan pengalaman pribadinya (misal: ketika pertama kali mimpi basah atau menstruasi) kepada orang lain atau selain orangtua.

Perkembangan Seksual Anak Usia Dini (teori Freud):


1. Fase Oral (0-18 bulan/2 tahun): Pada masa ini, anak membutuhkan pemuasan pada bagian mulutnya, itu sebabnya pada usia ini anak masih butuh menyusu kepada Ibu. Semua yang ia ditemui masih dimasukkan ke mulut. Pemuasan oral yang terhambat pada masa anak-anak dapat menyebabkan ketika dewasa, ia masih membutuhkan pemuasan oralnya --> bisa ke rokok, senang menggigit kuku, atau mengunyah permen terus menerus...

2. Fase Anal (16 bulan - 3 tahun): Pada masa ini, anak memuaskan kebutuhannya dari area belakang. Ia menikmati saat BAB. Oleh karena itu, masa ini adalah masa yang tepat bagi seorang anak untuk toilet training. Toilet training yang terlalu ketat atau terlalu longgar akan mempengaruhi sifat anak di masa mendatang.

3. Fase Phallic (3 - 7 tahun): Anak sudah mulai mengetahui jenis kelaminnya dan mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Pada usia ini, orangtua diharapkan dapat mulai memberikan pendidikan seksual pada anak.


Bagaimana pendidikan seksual pada anak usia dini?

- Sesuaikan dengan perkembangan kognitif dan bahasa anak.
- Sampaikan dengan cara wajar dan sederhana.
- Sampaikan dengan rasional (misal: ketika ditanya anak "Aku berasal dari mana?", jangan dijawab "Dari burung bangau yang suatu malam datang dan bla bla bla).
- Mulai menamakan alat kelamin/ kemaluan dengan benar, yaitu "penis" dan "vagina".
- Beritahu anak bahwa alat kelamin/ kemaluan harus ditutup 2 lapis.
- Pisahkan kamar anak laki-laki dan perempuan (dalam islam sendiri jika anak laki-laki dan perempuan sudah berusia 10 tahun, kamarnya harus dipisah).
- Orangtua wajib merespons anak saat anak bercerita tentang seksualitas.
- Dengarkan baik-baik pertanyaanya dan jawab dengan singkat dan sesederhana mungkin agar anak mengerti 
(kata Mba Ani, pegangannya KISS --> Keep Information Short and Simple).
- Jangan menghindar atau menunda menjawab saat anak mulai bertanya. Hal ini dapat menyebabkan anak kepo dan bahayanya adalah ia akan mencari tahu kepada selain orangtua yang berarti kita tidak dapat pastikan informasi tersebut benar dan sehat.
- Sayang dan peluklah anak sehingga ia akan menyalurkan rasa nyamannya kepada orang terdekat.

Notes: Sekian sharing hari ini... Ini nulisnya sambil buka-buka catetan, hihihihi... Semoga bermanfaat, aamiin..

-Addina Ayuningtyas-
Mahasiswi Psikologi Anak Usia Dini yang mohon didoakan supaya tesisnya cepet selesai, aamiin...

Jadi gimana, secara teoritis tahu banyak tapi prakteknya belum ada karena aku belum punya anak sendiri.. So mohon doanya juga ya supaya teori bisa sejalan dengan praktek, aamiin :)

No comments:

Post a Comment