Ketika air mata menetes tanpa kau ingin mengetahui apa penyebabnya
Ketika air mata menetes perlahan lalu kemudian menjadi deras
Ketika air mata menetes dan kita tak pernah tau kapan waktunya berhenti
Ya, seperti hujan
Ketika air mata menetes membasahi pipi kemudian bibir dan dagu
Ketika air mata menetes dan akhirnya tumpah ke tanah
Sentuhannya bagai jarum berbalut permata
Sakit sekali sebenarnya
Namun, seutas senyum mampu menutupinya
Menutupi kegundahan dan kesedihan
Menutupi segala gejolak yang ada
Menutupi apa yang tak dapat diungkap kata
Menutupi segala kejujuran dalam diam
Dalam impian yang hampa
Dalam nadi yang terus berdenyut tapi tanpa rasa
Ketika air mata menetes dan itu sudah cukup menyiratkan segalanya
Ya, jika kau mau peka
No comments:
Post a Comment