Saturday, February 25, 2017

Ta'aruf???

Assalamu'alaikum,

Udah berapa kali ta'aruf? Sama siapa? ---> Aku g akan ngebahas ini karena ta'aruf itu sifatnya rahasia... :p

Kali ini aku akan ngebahas hikmah berta'aruf aja ya :))
Jadi, berawal dari sekitar 3 tahun lalu, berniat untuk mencari pasangan yang baik, berpikirlah aku, kenapa ngga aku coba berta'aruf karena dari dulu emang punya prinsip untuk g pacaran, terus udah lelah sama laki-laki php... Mulailah cari tau tentang ta'aruf, prosesnya, pengalaman orang-orang, tanya jawab di website, dll...  Akhirnya, aku mengunduh salah satu template CV ta'aruf dari website yang menfasilitasi ta'aruf (tapi aku g taro CV aku di situ, hehehe...).
Kaget juga sih pas unduh, 5 halaman Bro/Sist... Lha banyak amat pertanyaannya... Yaudah deh isi yang paling gampang dulu halaman pertama, yaitu biodata umum, hehehe... Udah gitu, masuk ke halaman berikutnya, isi yang gampang dulu, hal yang disuka dan ngga, makanan minuman kesukaan, dll... Makin lama, setelah yang gampang-gampang udah keisi, mulailah pertanyaan sulit...
Bagi aku yang paling sulit dari semua pertanyaan itu adalah....
Jeng jeng jeng jeng (backsound) -> VISI dan MISI berumahtangga... Pas baca pertanyaan ini serasa dihantam kepala dan jantung... Selama ini, menikah itu cuma kepengen, tapi pas ada pertanyaan ini, belum tau rumusannya gimana... Jadi tanya ke diri sendiri, "Din, sebenernya kamu menikah untuk apa sih? Keinginan aja apa emang sudah kebutuhan?". Gegara pertanyaan ini, stucknya sampe bulanan... Berbulan-bulan aku tinggalin CV nya, yang kosong bagian pertanyaan yang susah-susah... Terus ketika ada temen yang mau ngenalin kerabatnya, aku jadi kepikiran CV yang masih kosong, jadi aku berniat untuk melengkapi CV...
Butuh mikir banget sumpah buat nulis VISI dan MISI berumahtangga, sampe akhirnya aku beraniin ngetik dengan tangan gemeter dan mata berlinang air mata... Gimana ngga, ini adalah VISI dan MISI yang aku tulis untuk tujuan di dunia dan akhirat... Aku g akan bocorin apa visi misi aku :p, tapi intinya pasti berkaitan dengan ridho Allah, dengan berpegang pada Al-Qur'an dan Sunnah :")
Setelah itu kebayang, saat CV ini diterima calon pasangan dan akan baca visi misinya,g hanya calon pasangan yang akan baca tapi juga orang tuanya... Bismillaah...

Selanjutnya, tantangan isi CV g hanya di pertanyaan seputar visi dan misi aja, ada beberapa peranyaan sulit lainnya yang bikin aku ninggalin CV yang baru rampung sekitar 80-90%.
Aku merampungkan lagi CV nya saat aku benar-benar akan bertukar CV... Selama proses pengisian CV ini, aku ngerasa aku g bisa sembarangan, aku perbanyak lagi doa-doa tiap harinya, aku tambah lagi ibadah sunnahnya... Setiap abis sholat nangis karena bagi aku , ini bukan hal main-main...

Aku adalah orang yang susah untuk tertarik sama orang dalam tempo singkat, aku orang yang tertarik karena perilaku, sifat, dan ketaatan orang tersebut kepada Allah. Saat memutuskan untuk berta'aruf, aku tau aku harus belajar mengikhlaskan permasalahan jodoh kepada Allah... Aku sampe bilang, "Ya Allah, Engkau Maha Tahu Yang Terbaik dan aku g tau apa-apa, izinkan aku mengikhlaskan siapa pun pilihanMu untukku bukan pilihanku, mungkin aku g menikah dengan orang yang aku sayangi tapi aku menikah dengan orang yang menyayangi aku."
Untuk rela dengan siapapun yang tiba-tiba datang dan aku belum kenal sama sekali itu g mudah... Sangat g mudah, setan mungkin masuk di tengah-tengah keragu-raguan tersebut... Sebagai manusia biasa, kadang aku nanya, "Gimana caranya aku menikah dengan orang yang baru aja aku kenal, yang aku belum suka?"
Aku menepisnya dengan perbanyak ibadahnya lagi supaya g ragu-ragu...
Temen-temen yang punya pengalaman ta'aruf dan akhirnya menikah pun menguatkan aku... Bahwa Allah Maha Besar, cinta itu tumbuh setelah pernikahan... Allah Maha membolak-balikan hati manusia, sangat mudah bagi Allah membuat seseorang jatuh cinta ketika sudah dalam ikatan yang halal...
Hikmah selama menjalani proses ta'aruf adalah ngerasa lebih deket kepada Allah karena doanya diperbanyak, karena kesabaranya diuji, karena keikhlasannya ditantang.
Proses bersabar dan ikhlas juga diasah ketika setelah bertukar CV salah satu pihak memutuskan untuk tidak melanjutkan prosesnya. Ini butuh kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa sih... Perjuangan ta'aruf itu luar biasa kan ya, dari niat mengisi CV yang panjang dan serius banget itu, dari proses mengajukan pertanyaan-pertanyaan krusial untuk tau pemikiran-pemikiran seseorang, dari deg-degan kasih liat CV yang masuk kepada orang tua kita, dari memperjuangan CV yang kita terima di hadapan orang tua. Ya begitulah perjuangannya...

Meskipun tidak berlanjut, banyak sekali hikmah yang aku ambil dari proses ini... Bismillaah, lapangkan hati, berhusnudzan bahwa Allah telah mempersiapkan yang terbaik...
Manusia hanya bisa berusaha tapi Allahlah penentu keputusan terbaik... :))
Kisah ditutup dengan senyuman, tetap semangat memperbaiki diri :)

No comments:

Post a Comment